SUNDAY SERVICE: 9:30AM English; 11:00AM Indonesian

God, Our Keeper

Di dalam konteks aslinya, Mazmur 121 dinyanyikan oleh bangsa Israel di saat mereka sedang berjalan mendaki naik ke Yerusalem untuk menyembah Allah Israel, tiga kali setahun.  Karena kota Yerusalem dikelilingi oleh banyak gunung, maka mereka harus mendaki dan melewati gunung-gunung untuk sampai di Yerusalem.

“Dari manakah akan datang pertolonganku?”
Mazmur 121 bukan sekedar “lagu penyemangat” atau “lagu di kala bosan”. Perlu diketahui bahwa perjalanan mendaki gunung, yang memakan waktu berminggu-minggu, adalah perjalanan yang penuh tantangan dan bahaya. Bahaya tergelincir, tertimpa batu, diserang binatang buas atau perampok-perampok, matahari yang menyengat dan malam yang dingin, membuat perjalanan ini sulit. Gunung juga menjadi tantangan rohani bagi bangsa Israel, yang sering tidak setia kepada Allah dan tergoda menyembah dewa Baal yang dipercaya beristirahat di gunung-gunung tersebut. “Dari manakah akan datang pertolonganku?” menyatakan ungkapan rasa takut dan cemas dari sang Pemazmur. Namun ia dengan cepat menjawab bahwa pertolongannya ialah dari Tuhan. Dan ia tidak berhenti di sana. Pemazmur melanjutkan dengan memaparkan siapa Tuhan yang ia percaya.

Tuhan.. yang menjadikan langit dan bumi (ay. 2). Ia tidak hanyak mencipta alam semesta dan segala isinya, namun Ia-pun menopang seluruh ciptaan-Nya. Tuhan.. takkan membiarkan kakimu goyah (ay 3). Tanpa Tuhan, kita tidak akan mampu berdiri sendiri. Tuhanlah penjagamu (ay 4-5). Ia Allah yang setia menjaga Israel, meskipun Israel berulangkali meninggalkan-Nya. Kitapun serupa seperti Bangsa Israel, yang tegar tengkuk, keras kepala dan rentan meninggalkan Tuhan.

Tuhan.. tidak terlelap dan tidak tertidur (ay 4). Hal ini begitu penting sampai diulang dua kali. Tuhan bukan seperti dewa-dewa bangsa lain yang tertidur dan perlu dibangunkan dengan sesajian. Ia mengetahui segala kebutuhan kita. Seberapa sering kita berpikir bahwa Tuhan itu seperti tertidur, tidak tahu, atau tidak ingin tahu akan masalah kita, sehingga akhirnya kita tidak sabar dan mengambil jalan pintas sendiri?

Tuhan… penjagamu dan naunganmu (ay 5-6). Ia menaungi kita 24 jam sehari, 7 hari seminggu dan 365 hari setahun. Tuhan akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan (ay 7). Tuhan akan menjaga.. dari sekarang sampai selama-lamanya (ay8). Ini bukan berarti bahwa hidup kita tidak akan ada masalah, tetapi Tuhan akan menolong kita di dalam masalah kita. Dia akan memberikan kita kebijaksanaan dan kekuatan untuk menghadapi apa pun yang harus kita hadapi.

Bagaimana dengan kita? Ketika kita melihat ke gunung tantangan dan berbahaya di hadapan kita, ke manakah kita akan mencari pertolongan? Apakah Tuhan menjadi tempat pertama di mana kita mencari pertolongan?Mungkin Anda merasa janji ini terlalu indah untuk Anda. Kenyataannya, begitu banyak hal yang telah terjadi dalam hidup Anda, di mana Tuhan seperti tertidur dan tidak peduli atas masalah Anda. Bagaimana saya bisa yakin dan percaya bahwa Tuhan sungguh menolong dan menjaga saya, dalam segala hal? Atau Anda merasa hidupmu bobrok, dan tidak layak ditolong Tuhan.

Dua ribu tahun yang lalu, Yesus Kristus, menjalani hidup yang kudus, saleh, setia dan melakukan kehendak Allah. Di antara semua manusia di bumi, doa-Nyalah yang paling layak untuk dijawab Tuhan. Namun ketika Ia meminta kepada Bapa, “Jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu daripada-Ku,” Allah Bapa justru memalingkan wajah-Nya daripada-Nya. Di atas bukit Golgota, Yesus berteriak, “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?”Ia ditolak, supaya kita yang hina diterima. Ia tidak ditolong, supaya kita, umat pilihan-Nya mendapat pertolongan dari Tuhan dari sekarang sampai selama-lamanya. Layangkanlah matamu kepada gunung keselamatan. Di atas bukit Golgota, Allah menyatakan pertolongan-Nya bagi kita melalui apa yang Yesus telah selesaikan di atas kayu salib. Tidak ada pertolongan lain yang dapat dibandingkan dengan pertolongan yang Tuhan Yesus berikan. Biarlah kita senantiasa bertanya, “Dari manakah pertolonganku?” Dan menjawab dengan penuh keyakinan iman kita, “Pertolonganku ialah dari Tuhan.”