SUNDAY SERVICE: 9:30AM English; 11:00AM Indonesian

Prayer and The calling of God

May 6, 2012 Speaker: Prof Sen Sendjaya Series: Acts Series

Topic: Sunday Sermon / Kotbah Minggu Passage: Acts 13:1–14:22

Key passages:

Kisah Rasul 13:1-3; Kisah Rasul 13:50-51; Kisah Rasul 14:4-5; Kisah Rasul 14:19-22

Kita akan melihat satu topik berkisar tentang doa dan panggilan dari Tuhan. Bagaimana Allah Roh Kudus memanggil dan memimpin Paulus dan Barnabas untuk mengabari Injil.

Panggilan pelayanan.

Di ayat 2 kita melihat bagaimana Allah Roh Kudus memimpin jemaat di Antiokhia dengan doa. Ada panggilan dari Allah pada waktu mereka beribadah dan berpuasa. Kepada siapa Allah Roh Kudus berbicara? Apakah kepada lima orang yang disebutkan di ayat 1 atau kepada seluruh gereja? Kepada seluruh gereja karena ini adalah pola yang sama yang terjadi di Kisah Para Rasul pasal 6. Kehendak Allah tidak disampaikan hanya kepada satu orang saja tetapi kepada seluruh jemaat. Jemaat bisa mempunyai kepekaan karena mereka berdoa, beribadah, dan berpuasa bersama-sama.

Ketika gereja mendengar ada panggilan Roh Kudus akan pengutusan Barnabas dan Saulus, mereka berespons dengan berpuasa dan berdoa, sungguh-sungguh mencari pimpinan Tuhan dan meminta agar Tuhan menjaga Barnabas dan Paulus. Puasa terkait dengan penyembahan atau doa, puasa tidak pernah hanya untuk puasa saja. Puasa selalu dibarengi oleh penyembahan atau/dan doa. Puasa menolong kita berfokus kepada Tuhan. Pada waktu kita lapar dan lelah, kita mudah marah dan ketika itu semua keinginan daging dan ego kita keluar. Disanalah kita sadar akan keberdosaan kita, disanalah kita sadar bahwa kita butuh Tuhan. Itu sebab, jemaat Antiokhia dengan sungguh dan satu hati membiarkan Barnabas dan Saulus pergi.

Siapa yang mengutus mereka? Roh Kudus dan gereja mengutus mereka. Ini adalah pola yang tepat yang mencegah individualisme dan intitusionalisme. Karena seringkali kita membuat sesuatu keputusan tanpa adanya konfirmasi dari teman kelompok kecil atau dari jemaat gereja. Dengan doa, panggilan pelayanan itu karena doa menjadi jelas. Bukan hanya Barnabas dan Saulus yang jelas, tetapi seluruh jemaat Antiokhia juga menjadi jelas.

Hasil pelayanan.

Hasil dari apa yang Paulus dan Barnabas lakukan di dalam pengutusan mereka adalah hasil yang sangat di luar dugaan. Di pasal 13:42-44, mereka diminta untuk terus menguraikan Firman Tuhan dan banyak orang Yahudi dan penganut-penganut agama Yahudi yang takut akan Allah, mengikuti Paulus dan Barnabas. Tetapi di ayat 45, ada orang Yahudi yang iri hati karena ada orang yang memberitakan ajaran yang berbeda, popular, dan diikuti oleh banyak orang. Sehingga mereka menghujat, membantah, dan menghasut (ayat 50) agar Paulus dan Barnabas dianiaya dan diusir.

Di pasal 14:1-7, kedua rasul mengajar di Ikonium, sehingga sejumlah besar orang Yahudi dan orang Yunanai menjadi percaya. Tetapi ada orang-orang Yahudi yang menolak pemberitaan mereka. Sehingga kota itu terbelah menjadi dua pihak (ayat 4) dan ada suatu gerakan untuk menyiksa dan melempari kedua rasul itu dengan batu. Pengalaman Paulus dan Barnabas ini berbeda ketika mereka ada di Listra dimana mereka dianggap sebagai dewa yang turun dalam rupa manusia (ayat 8-18).

Sengsara dalam pelayanan.

Paulus dan Barnabas menghadapi berbagai penderitaan dan pencobaan di dalam pengutusan mereka. Pada waktu kita ada di dalam pimpinan Tuhan, jangan berharap bahwa kita akan selalu hidup mudah dan tanpa penderitaan. Tuhan yang berdaulat memberi kita keberhasilan dan kegagalan, kenyamanan dan kesulitan. Tuhan Yesus datang ke dunia menderita untuk menyelamatkan kita. Kenapa Dia datang harus menderita? Agar ketika kita menderita mengikuti Dia, kita akan menjadi serupa Dia. Agar ketika kita menderita, kita tahu bahwa kita punya Tuhan yang mengerti penderitaan kita karena Dia pernah menderita sebelumnya.

(Donny K.)