SUNDAY SERVICE: 9:30AM English; 11:00AM Indonesian

Panggilan Seorang Murid

January 22, 2012 Speaker: Pdt. Yonathan Chandra

Topic: Sunday Sermon / Kotbah Minggu Passage: Matthew 4:12–4:22

Panggilan Seorang Murid (Matius 4:12-22)
oleh Pdt Yonathan Chandra

Sering kali gereja memakai Matius 28:19-20 untuk dijadikan ayat nats bagi penginjilan. Tetapi ketika kita menyelidikinya, ada 4 frasa kata kerja disana dan ternyata kata kerja yang utama adalah jadikanlah seluruh bangsa muridKu. Jadi tujuan dari amanat agung Tuhan Yesus adalah untuk menjadikan murid. Cara memuridkan ini ada 3, yaitu: pergi, baptis, dan ajar. Jadi tujuan utama gereja bukanlah hanya untuk menjadikan orang menjadi percaya melainkan untuk menjadi murid Yesus.
Setelah peristiwa penangkapan Yohanes Pembaptis, Yesus menyingkir ke Galilea (Mat. 4:12). Yesus mengubah strategi pelayananNya karena ada 2 alasan:
1. Dengan pemenjaraan Yohanes, pelayanan Yesus memasuki phase baru. Fungsi dari Yohannes Pembaptis sebagai “Forerunner” sudah selesai
2. Untuk menggenapi apa yang tertulis di kitab Yesaya.
Setelah keadaan inilah Yesus memanggil murid-muridNya. Setidaknya ada 3 hal yang bisa kita pelajari mengapa Yesus memanggil kita menjadi muridNya.

1. Kita dipanggil sebagai murid untuk menikmati kehadiran kerajaan Allah di dunia dan sekaligus menghadirkan kerajaan Tuhan dimanapun Tuhan mengutus kita.
Ketika seseorang dipanggil menjadi murid, ia dipanggil dalam ikatan maksimal dengan Tuhan sebagai Raja dalam kehidupannya. Ia dihisapkan di dalam satu persekutuan bersama Allah di dalam kekekalan dan nilai pengabdian dituntut darinya. Pada saat yang sama, dalam ikatan itulah terjadi suasana keharmonisan dan janji pemeliharaan dari Tuhan kepada kita. Dan kita diijinkan untuk memiliki free access kepada Tuhan. Kekristenan bukan hanya memberitakan Injil, tetapi Kekristenan membawa kita untuk masuk dalam suasana hubungan bersama Tuhan.
Jadi kita dipanggil menjadi murid untuk memberitakan kepada dunia betapa indahnya hubungan di dalam kerajaan Allah, antara sang Raja kehidupan dengan kita yang dipanggil menjadi murid Kristus. Van Till mengatakan “tidak ada 1 inchi pun dalam hidup kita dimana Kristus tidak berkata ‘itu adalah milikKu’”.
Pertanyaan Refleksi:
Apakah seluruh bagian kehidupan kita betul-betul dikuasai Kristus?
Apakah seluruh bagian hidup kita dipakai untuk meninggikan Kristus dan Tuhan bisa claim itu sebagai milikNya?

2. Kita dipanggil sebagai murid untuk bisa menikmati berkat pengampunan kasih karunia dari Tuhan.
Yesus memulai perjalananNya di Kapernaum (Mat. 4:13-17). Daerah Kapernaum adalah daerah yang industri perikanannya sangat maju. Karena itu sangat memungkin kalau daerah ini banyak pemungut cukai, lintah darat, tidak ada bait Allah, bahkan disebut sebagai lembah kematian. Tetapi disinilah Yesus memulai pelayananNya. Jadi benarlah perkataan Yesus dimana Dia datang untuk memanggil orang berdosa.
Kita dipanggil jadi murid Yesus untuk memberitakan kepada dunia bahwa berkat pengampunan itu telah berlaku. Jadi menjadi murid Yesus berarti kita hidup dalam berkat pengampunan yang melimpah. Dan kita sebagai murid tidak lagi meragukan pengampunan Tuhan.
Dalam kehidupan sebagai pelayan Tuhan, sering kali problem kita sebagai manusia berdosa adalah:
1. Kita sering tidak mau hidup dalam Anugerah pengampunan Tuhan
2. Kita sering tidak mau meninggalkan dosa
Karena itu dalam melayani Tuhan, jangan kita menunggu sampai menjadi manusia sempurna baru melayani. Tapi juga jangan meremehkan anugrah pengampunan Tuhan dengan bermain dalam dosa.

3. Kita dipanggil sebagai murid untuk hidup inclusive bukan exclusive
Kadang Kekristenan itu identik dengan ras tertentu, warna kulit tertentu, atau strata ekonomi tertentu. Tetapi Tuhan memanggil kita untuk hidup di tengah-tengah dunia dan bukan bagi diri sendiri atau suatu kelompok tersendiri.
Seperti tipe jala cast net dimana penjala harus masuk ke dalam air dulu baru kemudian menebarkan jalanya. Jadi kita harus “berbasah-basahan” dahulu (hidup inclusive) untuk bisa mendapatkan ikan. Maksudnya adalah kita hidup bersama-sama dengan orang yang mungkin kepadanya Tuhan akan memberikan anugrah keselamatan.
Mungkin sekarang waktunya kita berani menyatakan diri sebagai orang Kristen dan sahabat Kristus. Biarlah orang-orang mengenal gaya hidup kita sebagai murid Kristus.

Pertanyaan Refleksi:
Apakah tindak-tanduk kita mencerminkan prilaku Tuhan Yesus sehingga orang lain bisa melihat Tuhan Yesus dalam diri kita?