SUNDAY SERVICE: 9:30AM English; 11:00AM Indonesian

The Gospel Priority and Our Rights (1)

August 22, 2010 Speaker: Prof Sen Sendjaya Series: 1 Corinthians : Redeeming God's Wonderful Mess

Topic: Sunday Sermon / Kotbah Minggu Passage: 1 Corinthians 9:1–9:18

The Gospel Priority and Our Rights (1 Kor 9:1-18)

Kotbah: Dr Sen Sendjaya

 

Pada pasal 9 ini, Rasul Paulus menerapkan kebebasan yang sebelumnya telah disinggung dalam pasal 8. Paulus menjelaskan bagaimana kebebasan di dalam Kristus justru mengatur pelayanan, prioritas, dan ambisi hidupnya.

 

Apakah hak-hak yang dimiliki oleh Rasul Paulus? Dalam pembelaan terhadap Jemaat Korintus yang mengkritik status kerasulannya, Paulus berkata, “Bukankah aku rasul?...” (ayat 1). Paulus jelas memenuhi 3 kriteria Rasul Kristus:  Pernah melihat Kristus yang bangkit; Menerima mandat dan perintah Kristus; dan Diinsiprasi secara khusus oleh Roh Kristus. Paulus memaparkan dalam bagian ini kelima haknya. Pertama, hak untuk dihargai (ayat 1-3). Kedua, sebagai orang yang telah melayani jemaat maka ia berhak memperoleh tangungan atas pengeluaran hidupnya (ayat 4). Ketiga, begitu pula dengan kebutuhan istrinya (ayat 5). Keempat, hak untuk fokus terhadap pelayanannya tanpa harus bekerja untuk menyambung hidup (ayat 6). Alkitab mencatat bagaimana Paulus bekerja sebagai pembuat tenda agar tidak menjadi beban bagi jemaat (Kis 18:1-4; 2 Tes 3:7), disela-sela ia mengajar dan memberitakan Injil di ruang kuliah Tiranus (Kis 19). Kelima, secara implisit Paulus mengatakan bahwa ia berhak kecewa dan marah karena ada jemaat yang selama ini ia layani dan kasihi justru mengkritik motivasinya (ayat 1-6).

 

Mengapa Paulus memiliki hak-hak tersebut? Paulus menyatakan ada 5 alasan mendasar: Pertama, karena hal ini sangatlah wajar dan normal (ayat 7). Siapa yang bekerja, ia memperoleh upahnya. Paulus menggunakan metafora tentara, petani, dan gembala untuk menjelaskan hal ini. Kedua, karena hal di atas juga memenuhi prinsip Alkitab (ayat 8-10). Setiap orang tentu berharap untuk beroleh bagiannya. Ketiga, karena prinsip keadilan intrinsik. Yang menabur benih rohani, akan menuai hasil jasmani (ayat 11-12). Keempat, seusai dengan adat-istiadat dan tradisi agama Yahudi (ayat 13). Paulus merujuk pada Kitab Bilangan 18 dimana mereka yang melayani mezbah, Suku Lewi,  didukung oleh perpuluhan orang Israel. Kelima, karena hal ini adalah perintah Tuhan Yesus sendiri (ayat 14). Mereka yang memberitakan Injil harus hidup dari pemberitaan Injil itu.

 

Terkait dengan penggunaan hak, maka ada 3 jenis orang yang muncul dalam bagian ini. Jenis pertama adalah orang sekuler yang selalu menuntut hak-haknya. Yang kedua adalah orang beragama yang sebenarnya juga tidak berbeda dengan orang sekuler,  yang merasa Tuhan berhutang pada mereka dan wajib memenuhi hak mereka. Jenis ketiga adalah orang yang berdasarkan Injil (Gospel-centered). Dan jenis terakhir inilah yang diteladankan oleh Rasul Paulus. Ia menyerahkan hak-haknya karena Kristus supaya tidak menjadi “rintangan bagi pemberitaan Injil Kristus”. Dengan demikian, prinsip penting yang perlu kita ingat adalah “Kebebasan bukanlah kesempatan melakukan apa yang saya mau. Tetapi keleluasaan untuk melakukan apa yang seharusnya saya lakukan.” Beberapa aplikasi praktis: Pertama, perpuluhan. Hal ini merupakan tanda bahwa hidup kita tidak dikendalikan oleh uang, namun oleh Kristus, harta yang paling berharga dalam hidup kita. Kedua, menggunakan waktu kita untuk melayani. Kita sering menuntut hak kita untuk istirahat ‘sepuasnya’ setelah seharian sibuk bekerja atau belajar. Maukah kita menyerahkan sebagian waktu istirahat kita untuk melayani orang lain dalam jemaat kita?

 

Lalu bagaimana kita bisa menyerahkan hak-hak kita kepada Kristus seperti yang diteladankan oleh Rasul Paulus? Sebenarnya kita tidak akan bisa karena kita selalu dipenjara oleh keinginan kita menuntut hak-hak kita. Hanya jika kita mau menerima Injil Kristus maka kita dapat melepaskan hak kita (ayat 17). Jika kita melayani Tuhan karena kehendak sendiri maka kita akan cepat menuntut hak-hak kita. Kita menjadi mudah kecewa dan marah ketika hak-hak kita tidak kita peroleh. Untuk menjadi seperti Paulus, pelayanan kita harus didorong oleh Injil Yesus Kristus. Seberapa jauh kita memahami dan meresapi bagaimana Kristus menyerahkan hak-Nya sbg Allah untuk menjadi manusia, hanya untuk ditolak dan disalibkan, seluruhnya bagi kita, sejauh itulah kita akan dimampukan untuk menyerahkan hak-hak kita kepada Kristus. Kristus melepas hak-hakNya bagi kita supaya kita tidak lagi dikuasai oleh hak-hak kita. Kita tidak akan mengalami apa yang disampaikan Paulus (ayat18) tanpa pernah belajar menyerahkan hak-hak kita kepada Kristus. 
                                                                                                                                                      (Ivan)  

More in 1 Corinthians : Redeeming God's Wonderful Mess

January 7, 2018

The Time is Short

December 20, 2010

Love Never Ends

December 12, 2010

Faith Minus Love Equals Nothing