SUNDAY SERVICE: 9:30AM English; 11:00AM Indonesian

The Spirit and the Deep Things of God

May 16, 2010 Series: 1 Corinthians : Redeeming God's Wonderful Mess

Topic: Sunday Sermon / Kotbah Minggu Passage: 1 Corinthians 2:6–2:16

The Spirit and The Deep Things of God (1 Kor. 2:6-16)

Ev. Christian Tirtha

 

            Paulus membuka surat 1 Kor. 2 dengan perlawanan terhadap ajaran-ajaran yang meninggikan hikmat manusia. Khususnya orang-orang yang menyampaikan orasi-orasi dengan kepintaran dan kepiawaian mereka, yang mempengaruhi jemaat korintus sehingga mengharapkan standard yang sama dari Paulus. Akan tetapi, Paulus berkata bahwa apa yang ia sampaikan tidak bergantung pada hikmat manusia, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh (ayat 4).

 

Kemudian di ayat ke 6, dikatakan bahwa yang Paulus sampaikan adalah hikmat yg bukan dari dunia ini, dan hikmat tsb diberikan kepada mereka yang telah matang. Paulus bukan mau mengatakan bahwa ada level-level orang Kristen yang berbeda-beda, dan ada doktrin-doktrin yang dikhususkan untuk orang Kristen tertentu. Melainkan, Paulus memiliki konsep bahwa setiap orang Kristen dipanggil untuk menjadi orang Kristen yang matang. Sehingga, kehidupan Kristen kita adalah kehidupan yang continually transformed menuju kematangan.

 

Namun demikian, ayat ke 8 mengatakan bahwa penguasa-penguasa dunia tidak bisa melihat ‘the Lord of Glory’ (dari Mzm 24:10) di dalam Yesus, sehingga mereka menyalibkan-Nya. Orang-orang dunia bisa mendengar firman, akan tetapi mereka tidak bisa mengecap kemuliaan Tuhan dan firman tidak ada dampak dalam kehidupan mereka. Sama halnya seperti seorang tuli yang mencoba mendengarkan musik. Pertanyaanya, setelah sekian lama kita membaca dan mendengarkan firman, apakah kita masih dapat merasakan kemuliaan Tuhan?

 

Untuk itu kita harus mengerti bahwa kemulian Tuhan dinyatakan melalui kasih Allah didalam Kristus Yesus. Dengan demikian, kita harus dengan tulus datang kepada salib Yesus. Saat kita datang kepada salib-Nya, kita sudah siap untuk ditegur, dinyatakan kesalahan, dan siap menggali kedalam hati kita. Barulah pertumbuhan bisa terjadi.

 

Kemudian ayat 10-13 menyatakan bahwa kemuliaan Allah dikomunikasikan oleh Roh Kudus melalui firman. Kata ‘menyelidiki’ di ayat 10 menandakan bahwa Roh Kudus adalah ‘person’ bukan sekedar kuasa. Terlebih lagi, Roh Kudus adalah pribadi yang paling mengerti apa yang ada dalam diri Allah (ayat 11). Tetapi, apakah yang ada dalam diri Allah? Yoh 3:16 menyatakan bahwa dalam diri Allah, ada kasih-Nya yg luar biasa bagi manusia yg diekspresikan dalam Yesus. Dan sekarang, hal-hal dalam diri Allah dinyatakan kepada kita. Artinya Allah mau membawa kita masuk kedalam persekutuan dengan-Nya. Tanda bahwa kita menikmati persekutuan tsb bukanlah dari sensasi-sensasi emosional (seperti merinding), tetapi dari firman Tuhan (ayat 13).

 

Ayat ke 12 memberi encouragement bagi kita karena Roh Allah yang diterima setiap orang Kristen adalah sama. Sehingga, semua orang Kristen memiliki potensi yang sama untuk bersekutu dengan Allah. Permasalahanya, kita mudah puas dengan keadaan kita sekarang, dan tidak berusahaan mengenal Tuhan lebih dalam lagi.

 

Di ayat ke 15, Paulus bukan mau mengatakan bahwa orang Kristen bisa merendahkan orang bukan rohani, melainkan bahwa orang Kristen bisa menilai hal-hal yang rohani sebagai sesuatu yang berharga. Permasalahanya, seringkali kita hanya menerima firman yang diberitakan begitu saja tanpa menilainya sebagai sesuatu yg berharga.

Adapun manusia duniawi adalah manusia yang melihat hal-hal yang bersifat rohani sebagai kebodohan (ayat 14). Kebodohan disini berarti kebenaran yang tidak memiliki dampak dalam diri. Sehingga, kita perlu merenungkan apakah kebenaran memiliki transformative power dalam hidup kita. Ingat, kita ditransformasi from glory to glory semakin serupa kepada gambar Kristus (2 Kor 3:18). Hal ini dapat terjadi kalau kita bertumbuh didalam komunitas orang percaya. Di ayat ke 16 Paulus menegaskan pentingnya komunitas dengan berkata ‘kami’, bukan ‘saya’, yang memiliki pikiran Kristus.

 

(David)

 

 

More in 1 Corinthians : Redeeming God's Wonderful Mess

January 7, 2018

The Time is Short

December 20, 2010

Love Never Ends

December 12, 2010

Faith Minus Love Equals Nothing