SUNDAY SERVICE: 9:30AM English; 11:00AM Indonesian

Teologia Kenikmatan

“Bolehkah orang Kristen mencari kenikmatan?” Jawaban Alkitab adalah “Boleh!”   Karena segala hal yang baik dalam dunia ini diberikan Allah untuk kita nikmati melalui kelima panca indera kita.

Kenikmatan telinga mendengar kicauan burung atau Four Season-nya Vivaldi. Kenikmatan mata mengagumi Niagara Falls atau matahari terbenam di Kuta. Kenikmatan lidah bergoyang menyantap sup kaki kambing Pak Kumis.  

Namun ada beberapa prinsip dari Blaise Pascal yang perlu kita perhatikan saat orang Kristen bersentuhan dengan pleasure, agar tidak keblinger dan jatuh ke dalam berbagai macam dosa:

  1. Kenikmatan itu bukan tujuan akhir, namun sebuah pointer, sebuah petunjuk ke sesuatu yang lebih bermakna, yaitu kepada Allah, Asal dan Sumber kenikmatan tersebut. Blaise Pascal berdoa pada Allah: “Sempurna segala keinginan-keinginan yang baik yang Engkau berikan dalam diriku, ya Allah. Jadilah Akhir dari semua keinginan itu, sama seperti Engkau telah menjadi Awal dari semua itu.” Jika kita berharap kenikmatan dunia menjadi sumber bahagia kita, yang kita akan jumpai akhirnya hanyalah kekecewaan (yang mungkin didahului oleh addiction terhadap pleasure). 
  2. Kenikmatan yang menyegarkan hidup kita tanpa menggangu kita, membelokkan kita, dan menjauhkan kita dari Allah, Asal dan Sumber kenikmatan itu, adalah kenikmatan legitimate. Prinsip ini akan menolong Anda dan saya untuk dapat menikmati pleasure dengan penuh rasa syukur kepada Allah. Dan tidak mengejar kebahagiaan dari kenikmatan dunia, karena semua itu hanya turunan dari kenikmatan akan Allah sendiri. Blaise Pascal pernah menulis: “Jika manusia tidak diciptakan untuk Allah, mengapa dia berbahagia hanya di dalam Allah? Jika manusia diciptakan untuk Allah, mengapa ia melawan Allah? 
  3. Kenikmatan manusia yang tertinggi ada di dalam Allah. Saya tidak berkata “dari Allah”, tetapi di dalam Allah. Memang kita dapat menikmati segala pemberian Allah dalam dunia ciptaannya. Namun kenikmatan tertinggi ada dalam diri Sang Pemberi. Alkitab begitu realistis mengakui kebutuhan manusia. Alkitab mengajarkan bahwa semua manusia mencari kebahagiaan, tanpa terkecuali. Apapun cara yang mereka pakai, tujuan akhirnya selalu adalah kebahagiaan. Andai saja semua manusia tahu, bahkan mengalami apa yang pemazmur pernah tuliskan, “Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa” (Mazmur 16:11)