SUNDAY SERVICE: 9:30AM English; 11:00AM Indonesian

Rahasia Terbesar Memiliki Hidup Bahagia

Sebagian orang percaya bahwa, “Uang tidak dapat membeli kebahagiaan”. Tapi sebagian lain berkata bahwa, “Mereka yang berkata bahwa uang tidak bisa membeli kebahagiaan tidak pernah menikmati liburan di luar negeri naik penerbangan first-class dan tinggal di private six-star resort!”

Mana dari pendapat di atas yang benar? Penelitian menunjukkan bahwa uang dibutuhkan untuk meningkatkan tingkat kebahagiaan. Namun hanya sampai pada titik tertentu. Dengan kata lain, setelah titik tertentu tingkat kebahagiaan manusia akan plateau (tidak meningkat) meskipun jumlah uang kita bertambah.

Orang terkaya di dunia di zamannya, Raja Salomo, setelah menikmati 1001 hal yang uang mampu berikan mengambil kesimpulan bahwa segala sesuatu dibawah matahari adalah sia-sia. Termasuk kekayaan-nya yang ngejubile itu!

Salomo memberitahu kita apa yang C.S.Lewis pernah tulis bahwa kalau tidak ada satu hal pun di dunia ini yang dapat mendatangkan kebahagiaan yang sejati, kemungkinan besar kita diciptakan untuk dunia yang lain. Dunia yang akan datang. Langit dan bumi yang baru.

Setiap orang ingin bahagia. Kita semua tahu. Yang jarang diketahui orang adalah Allah juga ingin semua orang bahagia. Tentu ada beda antara bahagia yang Allah inginkan dan yang manusia inginkan. 

Allah ingin manusia bahagia di dalam Dia. Manusia ingin bahagia di luar Allah. Ilmuwan Blaise Pascal suatu kali menulis, “Jika manusia tidak diciptakan untuk Allah, mengapa ia hanya bahagia di dalam Allah? Jika manusia diciptakan untuk Allah, mengapa ia sangat melawan Allah”

Pemazmur paham benar bahwa bahagia sejati ada hanya dapat ditemukan di dalam Allah. Berulang kali ia menegaskan: “Berbahagialah orang yang. . . kesukaannya ialah Taurat TUHAN (1:2), berlindung pada-Nya! (34:8), yang menaruh kepercayaannya pada TUHAN (40:4), percaya kepada-Mu! (84:12), yang Allahnya ialah TUHAN! (144:15).”

Mengapa di luar Allah tidak ada kebahagiaan yang sejati? Karena segala sesuatu di luar Allah tidak bersifat kekal, mudah berubah, dapat lenyap seketika. Itu sebab menjadikan uang dasar kebahagiaan kita adalah sebuah kebodohan. Penelitian menyatakan bahwa uang berkontribusi pada rasa kuatir (kondisi ekonomi, pasar saham, atau rumah kemalingan) dan rasa iri (mengapa dia lebih kaya dibanding saya?)

Kebahagiaan tidak akan kita miliki dengan mengejar kebahagiaan itu sendiri. Namun dengan mengejar sesuatu yang lain di luar kebahagiaan. Sesuatu yang kekal,konsisten, dan konstan. Yaitu Allah. Tidak heran, pemazmur menulis bahwa karakteristik orang yang berbahagia adalah orang yang kesukaannya adalah firman Allah.

Kejarlah Allah, dan engkau akan mendapatkan Allah dan kebahagian yang sejati. Kejarlah kebahagiaan, dan engkau tidak akan mendapatkan keduanya!