SUNDAY SERVICE: 9:30AM English; 11:00AM Indonesian

Membangunkan Roh

Kebangunan rohani di Indonesia seringkali identik dengan acara KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani) yang menampilkan pengkhotbah atau mujizat tertentu, tergantung denominasinya. Lalu dengan musik yang emosional, kesaksian yang menyentuh, dan orasi karismatis yang tersaji dengan apik, pengunjung diminta untuk membuat keputusan bagi Kristus dengan bangkit berdiri atau maju ke depan.

Model KKR seperti ini dipopulerkan pertama kali oleh Charles Finney di tahun 1830-an. Finney mengajarkan bahwa dengan metode tertentu, kebangunan rohani dapat direkayasa, dan orang dapat dimotivasi untuk bertobat. Dengan kata lain, Roh Kudus dapat diatur oleh Panitia KKR untuk datang dan bekerja ekstra keras hari Sabtu jam 6:30 malam persis saat KKR dimulai! Padahal kebangunan rohani yang sejati adalah hak prerogatif Roh Kudus untuk bekerja secara intensif melalui sarana anugerah yang rutin (doa, firman) dalam ibadah tanpa perlu ada acara khusus.

Definisi kebangunan rohani yang terbaik mungkin ada di 2 Tawarikh 7:14 “Dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.” Ada empat kondisi yang perlu mendahului kebangunan rohani: Merendahkan diri, berdoa, mencari wajah Allah, dan berbalik dari dosa. Keempatnya penting, tapi tidak cukup (necessary but insufficient). Kebangunan hanya terjadi bila Allah berbelas kasih memulihkan umat-Nya.

Kita menemukan doa-doa pemazmur yang secara khusus memohon Tuhan untuk memulihkan umatNya (Mazmur 26, 80, 85). Doa mereka adalah agar Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepada umat-Nya, menyatakan kemuliaan-Nya ditengah-tengah mereka, sehingga orang yang rohaninya mati atau tertidur menjadi sadar akan keberdosaan mereka dan kebutuhan mereka akan Tuhan Allah, lalu bergegas lari kepada Kristus.

Mazmur 85 memberitahu kita bahwa ada lima hal yang terjadi apabila kebangunan rohani terjadi. Pertama, banyak orang akan diselamatkan. Orang yang ateis/gnostik menjadi percaya kepada Kristus, dan orang Kristen KTP yang rohaninya tertidur mendadak terbangun dan tertegur. Kedua, orang Kristen yang tadinya ikut Yesus karena taat agamawi karena takut menjadi taat karena dipenuhi sukacita Injil. Ketiga, ada perubahan karakter yang sungguh dengan tampilkan 9 rasa buah Roh dalam jemaat (kasih, sukacita, damai sejahtera, dst.), Keempat, jemaat menjadi sehati dan sepikir, sukacita dan dukacita pribadi menjadi milik komunitas. Kelima, ada kerinduan yang mendalam dalam jemaat untuk mengenal Tuhan yang telah mati dan bangkit bagi mereka.

Kita perlu berdoa dengan berani, intensif, dan tanpa henti meminta Tuhan Allah menyatakan kemulian-Nya sekali lagi di tengah kita. Tanpa itu kerohanian kita akan jalan di tempat. Mandeg. Dan gereja akan terus sibuk dengan berbagai program dan acara tanpa perubahan yang mendasar dan menyeluruh dalam diri jemaat. Tak heran gereja penuh dengan orang Kristen yang selalu mikirin diri sendiri, tetap pelit, suka mengeluh, mudah kuatir, gampang tersinggung, sering curiga, dst.

Tanpa kesadaran akan betapa vital kebangunan rohani yang sejati, kita akan kembali melakukan kekonyolan yang sama di tahun 2017. Menjalani kehidupan rohani sebagai pribadi atau gereja dengan melakukan hal yang sama yang itu-itu saja, namun mengharapkan adanya sebuah perubahan terjadi. Mari hentikan kekonyolan tersebut. Dan mulai berdoa. Merendahkan diri. Meminta. Memohon. Meratap. Mendesak. “Ya Tuhan, nyatakanlah kemuliaan-Mu sekali lagi di tengah kami.”