SUNDAY SERVICE: 9:30AM English; 11:00AM Indonesian

Ketekunan Orang-orang Kudus

Di dalam bukunya The Pilgrim’s Progress, John Bunyan menggambarkan bagaimana iman serta ketaatan seorang Kristen sejati tidak akan bisa dipadamkan, karena Kristus melalui Roh-Nya senantiasa menopang mereka yang datang kepada-Nya (lihat Yoh 6:37-40). Ajaran ini juga dikenal dengan istilah perseverance of the saints, atau ketekunan orang-orang kudus. Intinya adalah dua hal:

  • Allah memelihara umat-Nya sampai akhir (God preserves)
  • Umat-Nya akan bertekun bersama dengan Allah sampai akhir (God’s people perseveres)

Ini selaras dengan ajaran Alkitab yang mengatakan bahwa setiap orang percaya yang sejati akan terus dipelihara oleh Tuhan Allah dan akan terus bertekun di dalam imannya, sampai pada waktu mereka tiba di kemuliaan kekal nanti. Poin terakhir dari rangkaian TULIP ini berkaitan dan sekaligus merupakan puncak dari poin-poin sebelumnya. Setiap orang percaya sejati adalah orang-orang yang layak menerima murka suci Allah. Mereka dipilih untuk diselamatkan tanpa bersyarat, selain dari kebebasan kemurahan Allah. Mereka berespon dengan iman dan pertobatan hanya karena kuasa anugerah Allah yang menghidupkan hati mereka yang mati. Ajaran ini mengatakan bahwa mereka ini tidak akan gugur dalam imannya, melainkan akan terus bertekun dan bertumbuh sampai pada akhirnya.

Tentu saja baik Alkitab, sejarah gereja bahkan pengalaman kita menunjukkan bahwa umat Tuhan bisa dan masih jatuh ke dalam dosa. Dosa orang Kristen bisa sangat serius dan tidak sedikit yang punya dampak seumur hidup—tetapi walaupun demikian umat Tuhan yang sejati tidak akan secara total dan benar-benar jatuh sampai tidak kembali lagi. Tidak jarang Tuhan harus menggunakan penderitaan dan disiplin-Nya untuk mengembalikan anak-anak-Nya.

Pengajaran ini sekaligus merupakan peringatan bagi mereka yang merasa puas diri dengan ‘kekristenan’ mereka. Artinya mereka yang hanya merasa iman Kristen sebagai label agamawi belaka atau bahkan hidup dalam kemunafikan. Yesus dan para penulis Perjanjian Baru dengan jelas menegaskan bahwa pengakuan dan prestasi iman tidak berarti menunjukkan bahwa orang itu punya iman yang sejati (lihat Mat 7:21-23, 1 Yoh 2:19).

Wayne Grudem menulis setidaknya ada tiga pertanyaan yang dapat dipakai untuk mengetahui apakah kita punya iman yang sejati:

  1. Apakah anda bersandar kepada Kristus sebagai Juruselamat anda saat ini? Mudah bagi kita untuk ‘beriman pada iman’, artinya merasa puas diri karena pengakuan atau pertobatan kita di masa lalu. Bagaimana dengan sekarang ini?
  2. Apakah hati anda sudah diubahkan? Apakah anda melihat Roh Kudus sedang bekerja mentransformasi hati anda, menambahkan kehausan rohani, menguatkan iman anda?
  3. Apakah anda melihat ada pola pertumbuhan? Apakah anda melihat ada keserupaan dengan karakter Kristus dengan berjalannya waktu? Apakah orang-orang di dekat anda dapat melihatnya?

Satu hal lagi yang perlu kita ingat adalah bahwa ini merupakan ketekunan orang-orang kudus. Artinya ketekunan ini dikenal dan diperkuat di dalam konteks komunitas orang percaya yaitu gereja Tuhan. Mari sebagai gereja Tuhan di ICC kita bersama-sama bertekun di dalam perlombaan iman yang Allah telah tentukan bagi kita.