SUNDAY SERVICE: 9:30AM English; 11:00AM Indonesian

Kerusakan Total

“Kita banyak berbicara tentang dosa, karena itu membuat Injil menjadi lebih agung. Anda tidak bisa melihat indahnya bintang pada siang hari karena terangnya matahari. Tapi begitu matahari terbenam, dan langit menjadi gelap, barulah anda melihat betapa gemerlapnya bintang-bintang di langit. Demikian pula dengan Injil Yesus Kristus. Anda hanya dapat melihat keindahannya ketika dilatarbelakangi oleh dosa kita. Semakin gelap kita melihat manusia, semakin gemerlap Injil bersinar,” demikian kata penginjil Paul Washer.

Salah satu fokus dan ciri khas teologia Reformed adalah untuk mengagungkan Allah setinggi mungkin serta menurunkan manusia serendah mungkin. Ini bertolak belakang dengan cara berpikir dunia yang selalu berusaha mendewakan manusia, dan meremehkan (kalau tidak mengabaikan sama sekali) keagungan Allah.

Itu sebabnya salah satu titik mula kita harus dimulai dari pertanyaan, “Apa itu manusia?” Dan sesuai dengan framework berpikir Alkitab, kita melihat dari kitab Kejadian bahwa pertanyaan itu tidak bisa dilepaskan dari pertanyaan yang lebih besar lagi yaitu, “Siapa itu Allah?” Salah satu pendekatan yang kita gunakan dari seri khotbah ini, menunjukkan bahwa jati diri manusia tidak akan pernah dapat dilepaskan dari statusnya sebagai ciptaan yang berdosa di hadapan Allah.

Kalau kita tidak mulai dari kategori Alkitab tentang keberdosaan kita, maka kita akan salah kaprah dalam menilai manusia—termasuk diri kita sendiri! Kecenderungan kita adalah untuk menilai orang dari segi status, pencapaian, apa yang ia punya (atau tidak punya), rekam jejak hidupnya (entah itu baik, buruk, atau campuran keduanya), dan lain sebagainya. Tentu saja bukan berarti hal-hal itu sama sekali tidak penting. Fokus kita bisa begitu melencengnya sehingga kita mengabaikan sama sekali apa yang Tuhan Allah katakan tentang manusia.

Alkitab mencatat bahwa manusia yang adalah ciptaan Allah yang paling agung. Tetapi kemudian ia jatuh ke dalam dosa, sehingga ia berada di dalam keadaan yang rusak secara menyeluruh (totally depraved). Ini bukan berarti manusia menjadi buas, liar, dan tidak terkendali. Ini juga bukan berarti manusia tidak bisa melakukan hal-hal yang baik dan sangat bermanfaat bagi dunia. Melainkan artinya adalah bahwa tidak ada satu pun area hidupnya yang tidak dinodai oleh dosa. Sejak kejatuhan di dalam dosa, setiap manusia bagaikan cermin retak yang hanya samar-samar menggambarkan keindahan Allah Penciptanya.

Karena Allah adalah Allah yang sempurna dan adil, maka tidak ada satu manusia pun yang Ia nilai benar di hadapan-Nya. Paulus merunut penilaian Tuhan Allah ini di Roma 3:9-18—ini adalah hasil penilaian Allah terhadap semua manusia tanpa terkecuali, yang disimpulkan dengan kalimat,”Rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu” (Rom 3:18). Kalau dosa adalah warna biru, maka kerusakan total berarti setiap dimensi hidup kita mempunyai corak warna biru. Ada area dimana warna biru itu lebih pekat dari yang lain.

Di sinilah kita melihat keagungan Injil Kristus. Bagi manusia yang rusak secara total, Ia tidak saja memberikan diagnosa yang akurat tetapi juga jalan keluar yang tepat: Ia memberikan diri-Nya secara total. Kerusakan yang menyeluruh hanya bisa dipulihkan oleh kebenaran yang menyeluruh. Itu sebabnya hanya di dalam Yesus Kristus-lah anda dan saya bisa dipulihkan, disucikan, dan dimerdekakan seluruhnya.

Kami juga telah menulis artikel pendek mengenai latar belakang munculnya singkatan TULIP: Apa itu Tulip? (http://www.icc-melbourne.org/icc-blog/post/apa-itu-tulip)