SUNDAY SERVICE: 9:30AM English; 11:00AM Indonesian

Hidup Penuh Resiko itu Normal!

image3.PNG

Esensi dari hidup Kristiani bukanlah eliminasi resiko atau bahkan manajemen resiko, tetapi pengudusan resiko. Maksudnya, hidup Kristiani adalah hidup yang berani mengambil resiko bagi Kristus karena kita telah dipisahkan oleh dan bagi Dia.

Menolak berkompromi dengan sistem yang korup dan berdosa, berani membela mereka yang tak dapat membela diri sendiri, rela hidup susah secara materi, emosi, bahkan fisik untuk dapat menjadi berkat lebih besar. Inilah pola hidup normal dari orang Kristen – Ester, Sadrakh, Mesakh, Abednego, Paulus, David Breinerd, William Carey, dan ribuan orang-orang kudus sepanjang jaman. Normal, bukan anomali.

Apa resiko-resiko tersebut? Resiko kehilangan muka, uang, pekerjaan, kesehatan, atau bahkan hidup itu sendiri. Resiko yang diambil bukan untuk mengalami adrenaline rush (seperti bungee jumping) atau jadi sok heroik. Tapi untuk menyatakan pada dunia bahwa Kristus lebih mulia dari muka, uang, pekerjaan, kesehatan, atau bahkan hidup itu sendiri.

Jika kita diciptakan untuk menyembah Allah, bukti paling konkrit dari penyembahan tersebut bukan saat kita menyanyi lagu hymn di ibadah Minggu, namun saat kita mengambil resiko agar semakin banyak orang melihat kemuliaan Kristus. Jika Anda mengaku mengikut Kristus namun tidak pernah mengambil resiko bagi Dia, Anda tidak butuh iman. Buat apa iman bila semuanya masuk akal dan menguntungkan? Buat apa iman bila Anda selalu berhitung apa yang Kristus bisa berikan pada Anda - penyakit hilang, bisnis lancar, jodoh enteng – bukan apa yang Anda rela kehilangan demi Kristus.

Lawan kata dari hidup penuh resiko bukan hidup yang aman, tapi hidup yang sia-sia. Kehidupan tanpa resiko adalah kehidupan yang tidak layak dihidupi. Namun pada akhirnya, kita tidak dapat mengambil resiko bagi Kristus karena Dia tidak mengambil resiko. Dia tidak mengenal resiko karena tidak ada hal di masa lalu, kini, dan depan yang Ia tidak tahu.

Ia tidak lahir ke dunia mengambil resiko mati disalib, Ia tahu Ia lahir untuk mati disalib. Agar kematian kekal tidak lagi berkuasa. Ia tidak mengambil resiko, namun Ia justru melenyapkan resiko kekal. Itu sebab Ia memanggil Anda dan saya untuk mengambil resiko sementara di dunia ini. Ya, hanya resiko sementara, karena resiko kekal tidak ada lagi.

Jadi normal bila orang Kristen tidak takut kehilangan nyawa berkorban bagi Kristus, karena itu hanya sementara. Sebab kematian kekal telah ditelan dalam kematian Kristus. Bahkan resiko sementara itupun di dalam Kristus – setiap tetes keringat, air mata, dan darah – Ia akan proses untuk menjadikan kita lebih dari pemenang.

Kapan terakhir kali Anda mengambil resiko bagi Kristus?