SUNDAY SERVICE: 9:30AM English; 11:00AM Indonesian

Berteologi di Dalam Doa

DOA; sebuah kata yang sangat sederhana, yang dapat dimengerti oleh semua orang dari semua kepercayaan. Secara sejarahnya, doa merupakan metode komunikasi yang disampaikan manusia kepada pihak ilahi. Namun karena itu, seringkali orang-orang Kristen menyepelekan doa. Kita berpikir, “Bukankah doa itu gampang? Tinggal ngomong aja ke Tuhan apa yang kita mau.” Saya rasa doa adalah salah satu hal yang seharusnya paling penting tetapi malah menjadi yang paling diremehkan di kehidupan orang Kristen. Di bawah ini adalah beberapa pemahaman teologis yang membuat doa orang Kristen menjadi berbeda dengan doa yang dipahami agama-agama lain, dan yang membuat doa menjadi penting.

Pertama, Allah memberikan berkat-berkat-Nya melalui doa, bukan karena doa. Seringkali kita bertanya, “Jika Allah itu maha tahu, mengapa doa itu penting? ‘Kan Dia sudah tahu saya perlu apa?” Doa orang Kristen bukanlah penyerahan laporan daftar kebutuhan dan keinginan kepada Allah supaya Dia mengabulkan, melainkan doa adalah cara Allah memberikan apa yang kita perlukan untuk hidup sesuai dengan kehendakNya sehingga kita selalu mencari Dia. John Calvin mengatakan seperti ini, “Whatever we need and whatever we lack is in God, and in our Lord Jesus Christ … it remains for us to seek in Him, and in prayers to ask of Him.” Doa adalah hadiah dari Allah, dan melaluinya kita mendapatkan berkat-berkat-Nya.

Kedua, doa orang Kristen itu bersifat tritunggal karena dia berdoa kepada Allah Tritunggal. Orang Kristen berdoa kepada Allah Bapa melalui Allah Anak oleh Allah Roh Kudus. Kita dimampukan untuk berdoa dan untuk berkata-kata di dalam doa oleh Roh Kudus (Rom 8:26), kita berdoa sebagai ranting-ranting di dalam Pokok Anggur (Yoh 15:5-7) dan melalui Imam Besar kita Yesus Kristus (Ibr 4:14-16), dan kita berdoa kepada Bapa (Mat 6:8-9). Doa orang Kristen adalah anugerah Allah yang memperbolehkan kita untuk berpartisipasi di dalam kehidupan Allah Tritunggal.

Ketiga, doa orang Kristen bukanlah sebuah pengharapan mistis untuk suatu hal abstrak di luar dimensi waktu. Saat kita berdoa, kita tidak keluar dari dunia ini dan mengirimkan doa-doa kita kepada seorang allah yang jauh dari dunia. Kita berdoa, “DATANGLAH kerajaan-Mu, …, di BUMI seperti di sorga.” Saat kita berdoa, Allah sendirilah yang hadir di tengah-tengah kita melalui kehadiran Roh Kudus-Nya. Karena itu, berdoa bukanlah cara kita untuk kabur dari dunia ini, tetapi justru merupakan cara kita untuk memahami peran kita di dunia ini.

Keempat, doa orang Kristen bukanlah sebuah usaha untuk menekan dan menghilangkan keingingan jasmani, melainkan cara Allah menyucikan keinginan jasmani kita. Di dalam doa, kita meminta agar Allah yang bertindak dan yang melakukan segala hal di dalam hidup kita. Maka dari itu, kita berdoa, “Jadilah kehendak-Mu.”

Kelima, doa orang Kristen memprioritaskan kepentingan korporat di atas kemakmuran pribadi. Doa orang Kristen tidaklah egois, dan menyadari bahwa rencana Allah bukanlah rencana untuk satu orang, melainkan sebuah rencana agar bangsa-Nya (bahkan semua orang) memuliakan Dia. Sebuah doa yang berasal dari kehidupan rohani yang dewasa selalu mengikutsertakan kepentingan dan kebutuhan orang-orang lain, bukan diri sendiri.