SUNDAY SERVICE: 9:30AM English; 11:00AM Indonesian

Apa Jenis Kewarganegaraan Anda?

Tahun 2017 Global Passport Power Rank menetapkan paspor Singapura sebagai paspor dengan power posisi ke-1 karena bebas biaya visa ke lebih dari 150 negara. (Kalau anda penasaran, paspor Indonesia menduduki posisi ke-63. Jangan kecil hati, karena setidaknya ini 30 tingkat lebih tinggi dari Afghanistan!) Artinya di sini power disamakan dengan kebebasan akses. Semakin besar dan leluasa akses yang dimiliki maka semakin tinggi nilai kewarganegaraan yang berkaitan dengan paspor tersebut.

Waktu Paulus menulis, “Kewarganegaraan (citizenship) kita adalah di dalam sorga” (Fil 3:20), kalimat tersebut bukanlah slogan rohani kosong apalagi sentimen keagamaan yang arogan. Di pasal yang sama Paulus menjelaskan secara mendetail bagaimana kebanggaannya akan kewarganegaraan serta prestasi dunia/jasmaninya menjadi ‘sampah’ begitu ia berhadapan dengan Kristus.

Pernyataan Paulus di suratnya kepada jemaat di Filipi mempunyai cikal bakal jauh di Perjanjian Lama. Salah satu momen penentu di dalam sejarah bangsa Israel adalah exodus, atau keluarnya bangsa Israel dari penindasan perbudakan di Mesir selama 400 tahun lebih. Keluar dan kemenangan final ini bukan terjadi karena kekuatan militer atau kelicinan manuver politik Israel. Bahkan dapat dikatakan Israel tidak punya apa-apa untuk sanggup melawan apalagi keluar secara masal dari Mesir, negara adidaya pada masa itu. Tuhan Allah sendiri yang menjatuhkan tulah demi tulah untuk menyatakan kuasa serta supremasi-Nya. Salah satu pesan utama dari kitab Keluaran adalah bahwa Tuhan Allah sendiri yang melakukan rescue mission untuk menarik umat perjanjian-Nya keluar dari tangan musuh-musuh mereka.

Puncak dari rescue mission ini adalah menyeberangi Laut Teberau. Di sinilah bangsa Israel di hadapkan dalam situasi yang terjepit. Laut di depan, tentara Mesir di belakang. Bergerak ke mana pun mereka akan binasa. Dari sudut pandang manusia, mereka berada dalam situasi tanpa pertolongan dan pengharapan.

Penyelamatan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir menunjuk kepada penyelamatan manusia dari perbudakan dosa. Hati kita yang berdosa serta perbudakan kita di bawah Iblis menjadikan semua manusia warga negara kegelapan (lih. Efesus 5:8). Setiap manusia tidak mempunyai power untuk mendapatkan akses ke negara abadi, dimana Tuhan Allah tinggal di dalam kemuliaan-Nya.

Tuhan Allah akhirnya membelah Laut Teberau sehingga Musa membawa bangsa Israel lolos dan resmi menjadi negara (nation) yang baru. Sementara seluruh pasukan Mesir Ia tenggelamkan dan binasakan. Baik mereka yang diselamatkan, maupun mereka yang dibinasakan, kedua-duanya terjadi karena Allah mau menyatakan kemuliaan-Nya.

Hal yang lebih agung lagi yang Yesus Kristus lakukan di atas salib. Di sana kematian sungguh-sungguh dimatikan oleh pengorbanan-Nya. Rescue mission Yesus ditegaskan dengan kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Kematian dan kebangkitan Kristus adalah meterai kewarganegaraan surgawi bagi semua orang percaya. Ini adalah paspor yang paling powerful. Paspor yang tidak didapati melalui hak kelahiran atau proses imigrasi yang Panjang. Paspor yang diberikan melalui anugerah Allah dan diterima oleh iman. Paspor yang melintasi ruang dan waktu—meloloskan kita dari penghakiman kekal dan membawa kita ke negeri abadi nanti bersama dengan Tuhan Allah selama-lamanya.

Kewarganegaraan manakah yang anda miliki? Kalau kita memiliki kewarganegaraan surgawi, apakah hidup kita merefleksikan negeri abadi yang akan kita tuju? Atau malah kita lebih serupa dengan negeri duniawi yang tidak rela kita tinggal kan?