SUNDAY SERVICE: 9:30AM English; 11:00AM Indonesian

Aku Percaya Kebangkitan Tubuh

Kita mengikrarkan setiap minggu di ibadah Pengakuan Iman Rasuli bahwa “Aku percaya kebangkitan tubuh.” Apa arti dan implikasi dari kalimat tersebut?

  1. Yang bangkit adalah benar-benar tubuh kita, sebagaimana tubuh Yesus. Karena Ia adalah yang sulung, yang pertama bangkit. Jadi jangan me-rohani-kan kebangkitan dengan berkata “Yang penting adalah makna spiritual kebangkitan Yesus, tidak penting apakah Dia sungguh bangkit secara tubuh.” Berbeda dengan pandangan Platonik yang mengatakan bahwa tubuh adalah penjara jiwa, dan tubuh itu adalah dosa, Alkitab melihat tubuh sebagai sesuatu yang sangat positif. Kita memuliakan Allah dengan tubuh kita (Roma 12:1-2). Dari kacamata Alkitab, kematian adalah kondisi abnormal karena ia memisahkan apa yang Tuhan Allah telah ciptakan dan satukan, yaitu roh dan tubuh (Kejadian 2:7). Kita bangkit dengan tubuh yang tidak lagi dapat berdosa (mata, mulut, tangan dan kaki kita tidak lagi dapat menyakiti hati Allah!).
  1. Tubuh Yesus sebelum dan sesudah kebangkitan memiliki persamaan (kontinuitas) dan ketidaksamaan (diskontinuitas). Kita akan memiliki masa lalu, memori, penampilan, memori, interest, dan kemampuan yang sama. Tubuh tersebut jelas butuh makanan karena Yesus setelah bangkit secara spesifik bahkan meminta makanan pada dan menyiapkan makanan untuk murid-murid-Nya. Tubuh tersebut dapat disentuh, namun juga dapat berjalan melintasi tembok! Dalam tubuh tersebut, Yesus masih mengenali murid-murid-Nya, demikian pula murid-murid-Nya, itu sebab kita pun dalam tubuh kebangkitan akan masih mengenali orang-orang yang kita kenal. Namun relasi itu adalah baru karena tidak ada lagi relasi suami-istri dan orang tua-anak, karena semua menjadi anggota keluarga Allah. 
  1. Yesus berjalan di bumi ini dalam tubuh kebangkitan-Nya selama 40 hari, untuk menunjukkan kepada kita bagaimana kita akan hidup dalam manusia dalam tubuh kebangkitan, dan dimana kita akan hidup dalam tubuh kebangkitan. Kebangkitan tubuh berarti eksistensi fisik secara permanen di sebuah tempat fisik. Jadi yang diperbarui oleh kematian dan kebangkitan Kristus bukan hanya roh kita dan tubuh kita tetapi juga alam ciptaan. Tubuh kebangkitan membutuhkan tempat yang baru, yaitu langit dan bumi baru.

Demikian Wayne Grudem menegaskan kebenaran biblikal tersebut: “Tuhan tidak akan menghancurkan dunia karena itu akan menunjukkan bahwa dosa telah menggagalkan rencana-Nya semula). Tetapi Tuhan akan memperbarui dan menyempurnakan seluruh ciptaan sebagaimana tujuan awal Ia menciptakannya. Itu sebab kita yakin bahwa dalam langit dan bumi yang baru akan ada bumi yang sempurna. Dan akan ada tubuh kebangkitan yang sempurna. Dan keduanya berfungsi persis sesuai tujuan awal Allah menciptakan manusia di bumi.”