SUNDAY SERVICE: 9:30AM English; 11:00AM Indonesian

Manusia Lama vs Manusia Baru

Kamu telah belajar mengenal Kristus. Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus, yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya (Ef 4:20-24).

Apa artinya menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru? Ayat paralel teks diatas dari Kolose 3:8-9 berbunyi: “Tetapi sekarang buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu. Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui.”

Dari ayat tersebut, kita mengerti bahwa arti menanggalkan manusia lama bukan hanya soal perilaku. Perhatikan tadi Kolose menulis “karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya." Manusia lama itu merujuk kepada siapa diri kita, yaitu perspektif hidup kita, sikap hidup kita, prioritas hidup kita, perasaan kita, dan perbuatan kita.

Mengenakan manusia baru dalam Kolose dijelaskan sebagai berikut di ayat 12: “Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihiNya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan, dan kesabaran.” Dalam sekolah Kristus, inilah baju seragam yang harus kita kenakan. Kita belajar dalam sekolah Kristus untuk ditransformasi menjadi orang yang berbelas kasih, bermurah hati, rendah hati, lemah lembut, dan sabar.

Analogi yang paling tepat menggambarkan kebenaran ini adalah peristiwa Yesus membangkitkan Lazarus yang telah mati selama 4 hari dan tubuhnya mulai membusuk dan bau. Namun Yesus bersabda dan firmanNya tsb membangkitkan Lazarus dari kematian. Yoh 11:44 mencatat “Orang yang telah mati itu datang keluar, kaki dan tangannnya masih terikat dengan kain kapan, dan mukanya tertutup dengan kain peluh.” Anda ingat apa kalimat berikut yang keluar dari mulut Tuhan kita? “BUKALAH KAIN-KAIN ITU, dan biarkanlah ia pergi.” Bukalah kain-kain itu! Tanggalkan baju kuburan itu. Copot baju itu karena itu baju untuk orang mati itu. Karena ia sekarang tidak lagi mati, tetapi hidup.

Kalau Anda dan saya yang tadinya mati secara rohani, dan telah mendengar seruan Kristus yang membangkitkan kita dari kematian, namun kita masih berjalan kesana-kemarin dengan baju kuburan, ada sesuatu yang tidak beres dengan hidup kita. Kita bukan orang mati, mengapa kita masih pakai baju orang mati? Kita sudah dimerdekakan dari belenggu dosa, mengapa kita masih pakai baju orang tahanan? Ini konsep yang penting kita mengerti. Itu sebab Ef 4:22-24 ini dijelaskan panjang lebar oleh Paulus dalam 4 pasal kitab Roma, pasal 5,6,7,8.

Jika Anda dan saya mengaku telah percaya Kristus, masuk dalam sekolah Kristus, namun masih memiliki perspektif hidup, nilai hidup, sikap hidup, prioritas hidup, dan kebiasaan-kebiasaan yang sama seperti dahulu, tidak ada perubahan, Anda dan saya perlu bertanya, BENARKAH SAYA SUDAH MENGENAL KRISTUS? BENARKAH SAYA SUDAH DISELAMATKAN?

Kristus berkata, “Ganti bajumu”, namun kita cuma merapikan baju kita yang lama, kita cuma tambahin aksesoris di baju kita, pakai pin, pakai dasi, ditutup dengan jaket, namun pakaian lapisan dalam yang lama itu tetap kita kenakan. Artinya: Setelah kenal Kristus, kita tetap adalah manusia yang cinta uang, yang terikat dengan pornografi, yang memandang rendah orang lain, yang suka mengumpat, yang egois, dan seterusnya. Kita masuk sekolah Kristus tidak dengan hati yang sungguh-sungguh.

Hidup yang telah dibenarkan dalam Kristus akan melahirkan kesucian hidup, kecintaan terhadap Allah terhadap pekerjaan Allah, dan kebencian terhadap dosa. Jika setelah dibenarkan dalam Kristus tidak ada kesucian hidup, keselamatan Anda perlu dipertanyakan. 1 Yoh 2:15 mencatat: Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Mari kita periksa diri kita saat ini. Kita yang mengaku Kristen, tetapi kita tidak pernah punya niat untuk meninggalkan dunia, dosa, dan si Jahat, tidak ada kemauan untuk berubah, Anda perlu meragukan keselamatan Anda. Jangan pikir karena sudah jadi anggota gereja, ikut pelayanan dalam gereja, maka keselamatan Anda terjamin. Perubahan gaya hidup adalah tanda dari keselamatan, buah dari keselamatan.

Anda mungkin lalu berpikir, Wah, rasul Paulus kok muter-muter ya nulisnya? Kenapa ga langsung saja bilang, “ Okay, kamu sekarang sudah Kristen. Tinggalkan kebiasaan burukmu. Bangun kebiasaan yang baik mulai hari ini. Miliki kesucian hidup” Khan lebih jelas, lebih straightforward. Mengapa ia tidak langsung bilang begitu?

Karena sekolah Allah bukan sekolah orang Farisi, bukan sekolah yang legalistik, bukan sekolah yang berisi peraturan moral yang dipatuhi dengan kemampuan usaha manusia. Mari kita baca lagi ayat 24: mengenakan manusia baru yang telah DICIPTAKAN menurut kehendak Allah. Manusia baru ini bukan usaha kita. Tapi telah diciptakan oleh Allah. Kita tidak diperintahkan untuk mengejar hidup suci, karena Allah telah memberikan itu.

Sekolah Allah bukan performance-oriented school, yang muridnya dituntut mati-matian ‘hidup suci’, dan dinilai oleh Allah dengan High Disctinction atau Fail. Dalam sekolah Allah, kurikulumnya bukan self-improvement program. Tapi kurikulumnya adalah grace-based. Berdasar anugerah. Allah menciptakan manusia baru, dan itu berarti semua perspektif, pikiran, perasaan, dan perilaku yang kita harus kenakan itu sudah Allah ciptakan. Kemampuan kita untuk hidup sebagai manusia baru bukan berdasar pada talenta, pengalaman, atau usaha kita, tetapi pada Kristus Yesus yang telah menghidupi hidup sempurna dalam ketaatan kepada Allah Bapa bagi kita, dan yang telah mengalami kematian yang seharusnya kita alami demi kita. Kita mampu menjadi manusia baru karena Injil. 

Leave a Comment

Comments for this post have been disabled.